Selasa, 06 Mei 2014

Secangkir Rindu (Part 9)



SECANGKIR RINDU UNTUK DIGA


Fase Melupakan
(part 9)
Ini sudah hampir delapan bulan, waktu yang sangat amat terasa lama setelah aku memutuskan untuk melupakan diga. Aku benar-benar berterima kasih dengan mom karena dia tidak memberi alamat lengkapku di singapur dan tidak memberi nomer handphoneku ke siapapun termasuk diga. Ada kabar dari mom bahwa diga pindah kuliah ke surabay, padahal di Jakarta dia sudah di semester akhir.

Aku juga tidak ingin mendengar alasan kenapa dia pindah. Disini, aku lebih tenang. Tapi entah jiwaku. Rasanya masih sesakit dulu, kalau tiba-tiba wajah diga tepat berada di ingatanku. Aku menghela napas panjang. Hari ini aku lelah. Kuliahku full.

Disini, aku menjadi lebih mandiri. Mau tidak mau aku belajar memasak sendiri dengan melihat resep dari buku karena bosan dengan masakan instan. Aku membeli beberapa sayuran di supermarket. Ternyata memasak itu jauh lebih menyenangkan. Aneh. Terkadang rasanya tidak enak, biasa saja dan ada beberapa yang sangat enak. Ringtone handphoneku berbunyi lagi, ah aku yakin itu mom. Dia selalu menelponku tiga kali dalam sehari.

“halo mom.. aku lagi nonton TV, aku sudah makan tadi aku masak sendiri lagi. Windy juga sudah pulang sejam yang lalu. Ada apa mom?”

“oh okey.. oya gin? Besok kamu libur kan?”

“iya mom.. kenapa?”

“mom kesana yah?”

“ngapain? mom tuh baru pulang dari sini seminggu yang lalu.. yang benar aja.. lagian aku mau tidur seharian. Aku capek mom”

“yah..padahalkan mom kangen sama kamu gin..”

“udahlah mom, sebentar lagi kan gina libur panjang”

“kamu pulang ke Jakarta kan sayang?”

“nggak tau deh.. nanti liat aja..”

“pulang yah… kita sudah lama tidak berkumpul disini”

“ya..walaupun tidak pernah kumpul dirumah tapi mom kan sering ke sini. Bahkan ada yang sampai sebulan dua kali berkunjung”

“ahhh..tapi ini kan keadaanya beda. Lagian apa kamu nggak kangen sama dad?”

“iya..kangen. ya udah nanti aku pulang ke Jakarta. Jadi mom nggak usah kesini lagi sekarang”

Aku menutup telepon dari mom. Rasanya aku ingin minum soda diluar. ada tempat yang sangat enak untuk menggalaukan diri. Kemarin aku sempat kesana dengan windy. Aku mengambil sweeter peachku, dan beranjak pergi. Aku menelpon windy untuk datang juga, dan dengan senang hati dia menerima.

“jadi lo nanti beneran mau pulang ke indo?”

“iya..”

“gue pengen deh ikutan, gue kangen nih sama Jakarta. Sama om sama tante juga”

“ikut aja win.. buat nemenin gue juga kalau gue mau jalan disana”

“nemenin lo jalan? Yang bener aja?”

“iyalah. Emang kenapa?”

“lo nggak punya pacar dijakarta gin?”

“nggak”

“masa sih? Cewek secantik lo nggak punya pacar? Gue liat di kampus Andrew sama antoni deketin elo deh. Lo nggak tertarik? Mereka kan lumayan”

“nggak juga”

“kenapa?”

“cowok itu susah ditebak win.. mereka akan bikin lo seneng sebentar. Akan buat lo melayang kaya ratu. Abis itu lo bakalan ditinggalin kalau cowok itu udah nemuin cewek yang lebih segalanya dari elo”

“ah.. yang bener aja. Lo ngomong udah kaya pengalaman aja. Pacaran aja nggak pernah lo!”

“ya.. walaupun gue emang nggak pernah pacaran. Maksud gue.. nggak ada status di antara gue sama dia….tapi”

“tunggu-tunggu! Nggak ada status? Berarti lo pernah suka sama orang?”

“pernah”

“hah???? Siapa gin? Tipe cowok lo kaya gimana sih?”

“bawel banget sih lo win..”

“ayo dong certain. Gue aja nggak ada sedikitpun rahasia buat elo. Dari mulai gilang, freddy, Agara. Semuanya gue ceritain”

“nggak penting win.. pokoknya gue benci sama cowok dan gue nggak akan jatuh cinta lagi”

“hahahaha. Jadi sampe sekarang ceritanya lo belum bisa move on?”

“kata siapa?! Gue bisa kok”

“eh kata orang yah, kalo lo mau ngelupain seseorang, lo musti punya pengganti orang itu sendiri. dan gue udah membuktikannya. Itu seratus persen ampuh!”

“ah.. mitos aja lo”

“besok-besok gue kenalin elo sama temen-temen cowok gue deh”

“terserah lo aja”

“kasih tau gue dong inisial pacar lo itu?”

“D”

“D??? hmm.. ah… Deli? Dito?”

“bukan”

“Diga?”

“apah?”

“Diga?”

“gila aja lo, dia kan sepupu gue”

“bukan diga pratama. Diga santoso. Temen lo yang orang bandung itu loh.. kan lo sempet cerita tentang dia sama gue. Inget nggak? Aduuh.. waktu kita masih chattingan di email”

“oh..bukan”

“diga pratama? Dia kaya apa sekarang?”

“biasa aja.”

“tambah jelek ya? Dia waktu kecil kan gendut banget. Hahaha”

“kok elo tau?”

“lo temenan sama gue dari kapan sih gin?”

Aku terdiam dan mengalihkan pemandanganku darinya. Entah kenapa jika ada nama diga terdengar di telingaku, tangaku benar-benar menjadi dingin, begitu juga kakiku. aku tidak ingin meneruskan percakapanku dengan windy. Aku tau dia tipe orang yang akan berbicara sedetai-detailnya. Dan tema kali ini adalah diga. Sepupu yang menjadi pacar pertamaku. Aku memutuskan pulang cepat, baru kali ini aku mendiamkan windy seperti tadi, aku hanya pergi begitu saja tanpa berbicara sepatah kata.

Aku harap perjuanganku untuk melupakan diga tidak sia-sia. Lagian aku kenapa bisa sebodoh itu? Kenapa juga aku harus sebegini dramatis. Diga itu benar-benar kakak sepupuku. Dia itu menyebalkan. Dan aku bukannya sangat membenci diga waktu dulu? Kenapa harus aku yang sekarang menghindar?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Menabung Emas (top rekomendasi Pegadaian Digital)

Hi, masih bingung bagaimana caranya untuk memulai menabung Emas? Berikut beberapa tips untuk kamu yang ingin memulai menabung Emas ya: ...