Kamis, 26 Juni 2014

Shut Up! Chapter 2



Shut Up!
Chapter 2
===============è Hari Pertama Kerja
                Ternyata aku ditempatkan menjadi sales. Sales loh ya? Aku tekankan lagi. SALES. Bukan marketing tapi SA-LES. Ini orang kemarin bilang aku pinter ini, pinter itu, tapi ternyata aku ditempatin dibagian sales. Ebuset daaah.
                “tara, kamu anggota baru tim kita ya, kenalin saya doni. Pak doni”
                “iya pak”
                “dan ini asisten saya Daniel. Ini sasa, lia, adnan, bambang sama lidya”
                “saya tara.”
                Demi apapun, didalam perjalanan aku mengutuk diriku sendiri. apa bagusnya kerja jadi sales? Omegat! Kenapa nggak langsung jadi manager atau supervisor??
“jadi gini tara, sales itu kan ber-tim dan kamu masuk ke-tim kita. Diperusahaan ini ada empat tim sales. Kamu termasuk beruntung karena ikut ke tim kita. Kita itu kerjasama, bareng-bareng, saling membantu. Banyak tim diluar sana yang sering ribut”
                “ribut? Maksudnya gimana pak?”
                “iya, mereka sering adu argument, terus terkadang supervisornya nggak mau nglerai. Oya ini barang-barang kita yang akan kita tawarkan ke beberapa perusahaan. Soal ditolak itu biasa ya tara, jadi nanti jangan kaget. Kamu harus pinter ngomong, nggak usah takut.”
                “iya pak”
                “nanti biar saya kasih tau kamu dulu gimana cara promosinya, baru nanti kamu belajar promosi sama perusahaan yang lain, tapi kalo kamu masih takut, perusahaan ketiga juga nggak apa-apa. Kemarin lidya juga nggak berani ngomong hari pertama. Saya maklumin lah, kalian lulusan SMA. Masih labil.”
                “saya coba diperusahaan kedua saja pak”
                “baguslah. Kamu berani. Nanti saya kasih kamu contoh ya. Lima belas menit lagi kita sampai diperusahaan yang pertama.”
                “pak, saya mau tanya, kenapa perusahaan kita masih perlu promosi begini kemereka secara langsung? Kenapa nggak lewat online? Bukannya lebih hemat waktu, kalo begini kan habis waktunya dijalan, sudah begitu kita kan masih punya banyak kerjaan yang harus kita kerjain dikantor, bukan Cuma muter-muter begini?”
                “hm.. tara, yang punya banyak pekerjaan dikantor itu bukan sales tapi para office staf. Mereka yang separuh harinya selalu harus ada dikantor buat kerja. Buat sales kaya kita ya memang kerjanya harus selalu keliling, untuk masalah buang waktu.. kita sudah tau lah kalau Jakarta memang biangnya kota macet, wajar saja kalo begini. Dan untuk promosi lewat online, beberapa bulan yang lalu kita sudah mencobanya, tetapi mereka lebih suka untuk didatangi secara langsung, bukan lewat online”
                “apa semua perusahaan yang kita datangi memang meminta kita untuk datang?”
                “enggak tara”
                “terus kenapa sistem online itu tidak dijalankan saja? Kalau lewat online kan, bisa saja ada perusahaan yang mau bertemu kita langsung untuk memesan, kita kan bisa kesana dengan membawa beberapa brosur”
                “bener juga ya kata kamu..”
                “iya pak”
                “ah entahlah.. kamu bisa langsung ungkapin ide ini di bagian marketing ya..”
                “apa bedanya sales sama marketing?”
                “diperusahaan kita memang ada sedikit level sama marketing, kita sales promosi hanya memperkenalkan barang dari perusahaan kita, kalau ada yang cocok baru deh marketing turun tangan, mereka yang akan memperjelas produk perusahaan dan akan memberikan harga”
                “oh..”
                “iya. Sekarang sudah sampai, siap-siap ya”
                Aku memikirkan banyak hal tentang perusahaan papa sekarang. Rasanya aku akan senang berada ditengah-tengah karyawan yang seperti ini. Mereka sama sekali tidak memandangku seperti orang baru, walaupun pak doni memperlakukan aku seperti aku tidak tahu apa-apa.
                Aku melihat cara dan bagaimana pak doni berpromo kepada mereka dan akhirnya mereka memesan 100 proyektor untuk perusahaan mereka yang sudah mempunyai beberapa cabang. Aku melihat bagaimana dia bertutur kata, rangkaian kata yang sangat bagus dan menarik. Apalagi senyumannya yang tidak pernah ia lupakan, dia berbicara kepada klien dengan penuh perhatian. Sikap dan tatapan matanya pas. Siapapun pasti akan terpukau dan merasa sangat di sanjung dengan omongan pak doni yang seperti itu. Sekarang aku sudah tau apa yang akan aku lakukan di promosi kedua setelah ini.
                Aku sudah tidak sabar ingin mencoba promosi pertamaku didepan klien. Aku merapikan kemejaku dan aku sudah menghafal semua produk papa. Dengan detail-detailnya. Sistem penghafalan seperti ini, sudah sering aku dapat saat aku mengambil kuliah diswiss.
                “selamat siang, dengan bapak Adrian? Saya tara trika dari UNO company. Gimana kabarnya pak?”
                “oya tara. Kabar saya baik. saya tidak punya waktu banyak, jadi sekarang kamu mau menawarkan apa sama saya?”
                “iya pak, terima kasih ya pak sudah mau menyediakan waktu untuk saya. saya tidak akan menawarkan produk apapun, tapi saya mengajak bapak bekerja sama dengan perusahaan kami. Kami tau bahwa perusahaan bapak adalah perusahaan yang sangat membutuhkan alat-alat elektronik, terutama cctv untuk memonitor ATM. Perusahaan kami bisa menyediakan cctv bahkan sekaligus PC untuk memonitor.”
                “apa keuntungan saya kalau saya mau bergabung dengan perusahaan kalian?”
                “banyak pak. Yang pertama untuk kualitas barang, kami jamin barang kita asli orisinil. Kedua, kami siap menerima pesanan perusahaan kapanpun, untuk pemasangan lebih dari 100 akan kami discount, jika ada kerusakan sebelum garansi berakhir kami bisa memperbaikinya jika memang itu adalah kerusakan pada produk kita.”
                “oya? Terus apalagi? Untuk transportasinya gimana?”
                “untuk transportasi ditanggung 50-50 pak. Jadi sama-sama mengeluarkan uang untuk bagian yang ini.”
                “cabang saya ada yang diluar Jakarta. Apa bisa juga dikirim?”
                “bisa pak. Untuk diluar Jakarta, kita bisa jangkau. Balikpapan, pekanbaru, samarinda, Kalimantan, bahkan Lombok”
                “denpasar?”
                “tentu bisa”
                “oke. Saya sedang proses cabang baru didenpasar. Sepertinya saya menerima kerja sama ini. Saya membutuhkan kurang lebih 500 cctv dan 300 PC. Apakah bisa diproses untuk tiga bulan kedepan?”
                “bisa pak.”
                “oke, deal. Siapa nama kamu tadi?”
                “tara pak. Tara trika.”
                Aku berjalan dengan senyuman yang mengembang. Pak doni sampai melongo melihatku bisa lancar sebegitunya. Bahkan bambang yang sedari tadi sibuk mengeluh ngantuk sampai melotot setelah melihatku berpromosi. Bahkan sampai aku dan mereka sedang dalam perjalanan untuk promosi ketiga, semuanya masih terdiam.
                “ehm”
                “kamu kok bisa ngomong kaya tadi sih tar?” tanya lidya sambil melihatku heran
                “ini pesanan terbesar pertama loh tar”
                “iya tar.. kamu kok bisa gitu?” tambah adnan
                Aku hanya tersenyum ringan. Pak doni langsung menelpon orang marketing untuk bisa bertemu dengan klien yang baru saja aku closed. Bahkan mereka tidak percaya ada pesanan sebanyak itu. Berita ini langsung menyebar ke manager utama marketing, Ibu rizki.

================è Seminggu kerja naik level ke supervisor sales
                Malam ini mama pulang, dan sengaja aku telfon papa agar pulang kerumah dengan cepat. Tak lupa Daniel yang kerjaannya Cuma ngelukis dan ngegalau di villanya. Aku menyuruh bu rodiyah menyiapkan makan malam yang agak special.
                “jadi kita sedang makan malam bersama sekarang tar?”
                “menurut kamu apalagi vid?”
                “kalian nggak bisa ya kalo nggak ribut sehari aja?” kata mama
                “mah, aku kan di swiss tiga tahun. Selama ini aku nggak pernah berantem sama david.”
                “apaan kamu tar, sekali diledek langsung nangis” kata david
                “hih..”cibirku dengan tatapan mata jutek
                “jadi, ada yang udah naik pangkat sekarang?” tanya mama
                “hah, apaan ma, dia naik pangkat pasti karena ngomong dia anak papa. Iya kan tar?”
                “enak aja! Aku nggak pernah ngomong sama siapapun kalo aku ini anak papa!”
                “buktinya, baru seminggu kamu kerja, masa kamu udah jadi supervisor?” pojok david
                “aku tuh habis closed proyek besar-besaran. Dan ini bukan hanya buat tahun ini doang, tapi akan terus berlanjut karena aku bukan nawarin produk, tapi nawarin kerja sama. Hehehe. Keren kan pa?”
                “waah.. anak mama, pinter banget ya..”
                “halah, gitu doang david juga bisa”
                “buktiin dong, kalo bisa?” tantangku
                “oke. Pap? Boleh nggak david ikutan kerja diperusahaan papa?”
                “nggak usah lah vid..” kata papa sambil tersenyum
                “tuh liat. Papa aja sampe nggak mau kamu ikutan andil sama kerjaan papa. Kamu kan bisanya cuma ngegambar doang, weee”
                “songong banget ni anak. Awas aja besok aku bakalan kerja di sana juga. Bukan sebagai karyawan baru. Tapi sebagai pemagang dan pake nama papa”
                “david? Siapa bilang papa setuju. Hah?” kata papa
                “hehehe.. david becanda pa. lagian david juga nggak mau perusahaan papa yang itu. Ribet. Musti buat produk, kirim produk, inilah itulah”
                “kamu belajar aja yang rajin, kelarin kuliah kamu vid. Jangan galau terus” kata mama
                “apaan sih ma” kata david
                “masa kemaren david abis diputusin sama pacarnya pa? papa tau nggak pacarnya david udah umur 25 tahun. Liat tuh pa, david kan masih bayi.” Kataku
                “bener vid?” tanya papa
                “enggak pa. orang david sama lisa cuma temenan doang”
                “oooohh nama tante itu lisa,.. secantik apa sih dia sampe adik tersayang aku jatuh hati..”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Menabung Emas (top rekomendasi Pegadaian Digital)

Hi, masih bingung bagaimana caranya untuk memulai menabung Emas? Berikut beberapa tips untuk kamu yang ingin memulai menabung Emas ya: ...