Rabu, 12 November 2014

Anyir - April 2013

Petir seakan sangat bersahabat dengan keadaan
Bulu kuduk kian menari duka
Dikiranya bulu mata itu membuahkan hujan rintik
Kembang tujuh rupa menyerbak
Kain putih terhela bermeter

Itu berada tepat diteras rumahku
Bau anyir
Ada runtuhan darah dipipi kananku
Ada percikan darah dihidungku
Sedang tanganku tak utuh
Ada jemari yang keliatannya putus dan memisahkan diri

Nada-nada duka tertawa riang karna terputar setelah sekian lama terlupakan
Kakiku melangkah
Syahduhnya lantutan nama Tuhan
Tapi bagaimana bisa hatiku tidak merasa sakit? Apalagi bergelidik?
Normal saja
Tidak ada denyut nadi

Yang kulihat
Tubuhku ini memucat
Bahkan aku ini tidak bernafas
Kalau dibilang bermimpi itu tidak mungkin
Aku menamparku
Aku membangunkan diriku sendiri
Tapi aku tak kuat mencium bau anyirnya
Padahal hidungku tak menegeluuarkan hembusan nafas
Telah matiku?
Mana malaikat?
Agar bisa aku bertanya

Siapa yang tega melihat ibu lalang melintang pingsan dihadapan tubuh yang berdarah seperti itu?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Menabung Emas (top rekomendasi Pegadaian Digital)

Hi, masih bingung bagaimana caranya untuk memulai menabung Emas? Berikut beberapa tips untuk kamu yang ingin memulai menabung Emas ya: ...