Kamis, 13 Februari 2014

Proses terjadinya Hujan

Proses terjadinya hujan bisa dijelaskan secara sederhana. Bumi memiliki daratan dan perairan. Karena panas matahari, seluruh permukaan  perairan itu entah   sungai, danau, laut  akan menguap  ke udara. Uap air itu menyatu dengan udara bergerak naik terus ke atas. Jika suhu udara semakin dingin, uap air itu melakukan kondensasi atau pengembunan. Hasilnya akan terbentuk butiran  kecil . Butiran air itu jumlahnya akan semakin banyak kemudian berkumpul membentuk awan. Jika awan berwarna gelap atau kelabu berarti butiran airnya sudah terkumpul dalam jumlah  banyak. Dan jika sudah terlalu berat atau sangat dingin, maka butiran-butiran tersebut akan jatuh ke bumi.
Awan terdiri dari berbagai jenis. Terdapat 3 lapisan yang ada diudara.
Proses Terjadinya Hujan
Proses Terjadinya Hujan
  1. Lapisan paling atas adalah tempat  Sirus yang bentuknya serabut halus berwarna putih. Awan ini membentuk kristal es di langit. Jika awannya sudah terbentuk maka biasanya turun hujan.
  2. Cumulus menempati lapisan kedua. Bentuknya biasanya gumpalan putih  lembut. Berarti tanda kalau cuaca akan panas serta kering. Tetapi bisa pula muncul warna hitam dimana menandakan akan turun hujan disertai angin, petir  juga guruh.
  3. Stratus menempati lapisan ketiga atau berada rendah di langit. Jadi, letaknya dekat dengan permukaan bumi. Jika awan stratus berubah warna menjadi abu-abu pertanda awan ini sudah mengandung butiran hujan.
Berdasarkan proses terjadinya,  hujan dibedakan menjadi beberapa jenis. Hujan pegunungan atau orografis terjadi karena angin dari laut yang membawa uap naik ke lereng pegunungan. Di puncak kemudian terjadi pengembunan karena keadaan udara di sana lebih dingin. Saat di lereng sebelahnya berhembus angin, maka turunlah air di bagian itu. Di lereng sebelah pembawa angin malah terjadi angin kering dan tidak mendapatkan curahan air. Maka daerah ini disebut daerah bayangan hujan.
Daerah khatulistiwa dimana suhunya lebih tinggi menyebabkan banyak terjadinya penguapan. Dengan demikian awan yang terbentuk pun menjadi banyak. Semakin dingin, semakin cepat terjadi proses pengembunan sehingga kemudian turun hujan. Itulah hujan zenithal yang banyak terjadi di daerah khatulistiwa.
Proses hujan frontal terjadi secara unik. Terjadinya karena pertemuan massa udara panas dan massa udara dingin. Setelah bertemu,  massa udara  lebih panas dipaksa naik di atas massa udara  lebih dingin. Batas antara massa udara panas dan massa udara dingin itulah  disebut front. Pertemuan tersebut menjadikan pendinginan secara mendadak. Maka  selanjutnya timbullah  kondensasi kemudian berakhir dengan turunnya air ke bumi.
Proses hujan buatan merupakan salah satu kemajuan teknologi. Caranya cukup sederhana. Ke dalam awan yang merupakan kumpulan titik-titik uap air ditaburkan bahan perangsang untuk mempercepat pembentukan hablur. Bahan yang lazim dipakai adalah argentum iodida atau  perak yodida, karbon dioksida dan bahan pendingin seperti es kering. Bahan-bahan itu berguna sebagai inti kondensasi dan mengikat uap menjadi butir-butir air. Proses menyiram bumi seperti ini dilakukan jika musim kemarau panjang atau jika terjadi kebakaran hutan dalam areal luas.
Jika di Indonesia kita hanya mengenal musim penghujan dan musim kemarau, maka di negara lain dengan empat musim, mereka mengalami turun  salju berbagai jenis. Ada yang berbentuk  batu es (hail), salju, kabut tipis (mist) dan kabut tebal (fog). Salju sendiri merupakan keadaan yang banyak dinanti orang. Mungkin karena bentuknya  putih menyerupai es dan sifatnya tidak mudah meleleh pada suhu tertentu, menjadikan salju menjadi sesuatu  sangat  istimewa di negara empat musim itu.
Adapun proses terjadinya  salju bisa dijelaskan seperti ini. Dalam atmosfir bumi itu tersimpan berjuta-juta ton kelembaban. Tak terkecuali di daerah  paling kering sekalipun seperti gurun pasir. Setidaknya, masih tersisa 0,1 persen uap air. Bahkan gurun Wai ale-ale di Hawai mendapatkan 350 hari hujan per tahunnya. Uap air tersebut mampu mencapai lapisan awan paling tinggi.  Bila sangat dingin,misalnya pada suhu di bawah 0 derajat celcius, maka awannya akan mengandung kristal-kristal es dengan butiran mengandung uap air. Setelah jumlah kristal es mencukupi, maka uap tersebut membeku membentuk es. Begitupun butiran-butiran air ikut membeku. Lalu jatuh dari awan berbentuk salju. Tetapi ada yang menjadi hujan karena meleleh dalam perjalanannya mencapai bumi. Jadi, salju akan terbentuk kalau butiran air  sangat dingin itu membeku dan membentuk kristal .
Bentuk salju ternyata berbeda-beda. Ada  berbentuk bola salju lembut berwarna putih namun cepat rapuh dan mudah pecah. Ada pula yang runcing seperti kerucut. Tetapi diameternya sangat kecil yakni 0,08 mm sampai 5 mm. Ada juga bentuk bola-bola es  sangat transfaran namun keras, jernih dan tembus cahaya. Tetapi sering menjadi tetesan beku.
Mist serta fog terjadi kalau air yang mengantung di awan tidak mengalami proses apapun. Paling berbahaya itu hujan batu es. Walaupun hanya terjadi sekitar 10 menit tetapi  badai ini menyebabkan kerusakan terhadap pintu dan jendela bahkan pada tanaman siap panen.
Demikian, semoga bermanfaat.

Sumber gambar : Morguefile
Sumber : Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Menabung Emas (top rekomendasi Pegadaian Digital)

Hi, masih bingung bagaimana caranya untuk memulai menabung Emas? Berikut beberapa tips untuk kamu yang ingin memulai menabung Emas ya: ...