SECANGKIR RINDU UNTUK DIGA
Bandara
(part 10)
Hari ini aku
akan pergi ke bandara untuk pulang ke Indonesia bersama windy. Dia memperoleh
ijin dari maminya. Dan kita sepakat untuk keliling Jakarta setiba di sana.
Sejak kejadian aku mendiamkan windy, dia sepertinya lebih menjaga omongannya.
Dia juga tidak lagi menyinggung masalah pacar pertamaku. Dia memang sudah tau
bagaimana cara aku berpikir, dan aku merasa sangat nyaman dengan semua sikap
windy kepadaku.
“jadi nanti
kita ke dufan yah?”
“iya win..
eh tau nggak? Disana ada permainan baru loh. Namanya tornado.”
“bukannya di
singapur juga ada gin?”
“oh yah?”
“aku rasa
begitu. Emang terakhir kamu pergi ke dufan kapan? Aku udah lama banget nggak
kesana”
“setahun
yang lalu deh..sama..”
“sama siapa?
Temen-temen tri sakti ya?”
“diga”
“oh.. sepupu
lo itu?”
“dia bukan
sepupu gue win!!”
“oh diga
santoso…”
“bukaaaan!!
Gue kesana sama diga pratama”
“haduh.. gue
jadi bingung. Kemaren-kemaren lo bilang diga pratama itu sepupu lo. Sekarang lo
bilang dia bukan sepupu lo”
“nggak tau
ah”
“iya nggak
penting juga lo kesana sama siapa”
Aku
memalingkan mukaku. Ada rasa kesal yang tiba-tiba menyergap didada. Kenapa
akhir-akhir ini nama diga selalu berkumandang kemana-mana. Aku benci hal itu.
“eh liat
deh, ternyata facebook gue masih aktif”
“terus”
“ih lo judes
amat sih. Gue heran, lo jadi judes gitu setelah denger nama diga?”
“apaan sih.
Orang gue lagi PMS”
“oh..pantesan,
gue kena marah terus. Tumben awal bulan gini lo udah dapet”
“awal
bulan?”
“iya.. lo
kan biasanya dapet di pertengahan bulan”
“gila.. lo
apal gue dapetnya kapan? Hahahaha”
“iyalah..
gue kan perhatian sama elo. Siapa lagi orang yang akan nyuruh-nyuruh gue beli
pembalut yang mereknya susah di cari kecuali elo. Makanya tanpa lo sadari gue
bakalan ngingetin lo buat bawa pembalut kalo lo akan ada harinya.”
“waaah..
salut gue.”
“iya, emang
gue kaya lo?? Lo kan orang nggak pernah perhatian sama siapapun!”
“bisa aja
lo”
Aku melihat
jam tanganku. Masih pukul 11.57, itu berarti dua jam lagi aku akan menunggu.
Windy meminta ijin kepadaku untuk pergi ketoilet. Tentu dengan senang hati aku
membiarkannnya pergi, daripada aku akan terintrogasi masalah diga.
Aku
melihat-lihat sekeliling, cukup lumayan banyak hari ini orang yang akan pergi. Apa
kabar denganmu diga.. aku telah merindukanmu dari sekarang. Apakah kamu
benar-benar tidak ada niat mencari tahu tentang keberadaanku? Atau kamu dan
Karin..
“gin”
“apa wind”
“tadi ada
orang yah.. ngenalin wajah gue loh”
“oh yah?”
“iya..”
“terus kenapa?”
“dia
nyeremin banget tau”
“oh yah?”
“iya, tapi
ganteng sih”
“ah elo mah
ngeliat orang ganteng dikit aja langsung pasang muka porno gitu!”
“enak aja!”
Demi apapun
didunia ini.. tiba sesosok lelaki berdiri didepan mejaku, mengenakan topi dan
jaket milik diga.
“gina…”
“nah ini nih
gin, cowok yang tadi gue ceritain” kata windy
“diga?” aku
terbengong
“hah? Diga?”
windy lebih terbengong
__________________________________________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar