TATA WIJAYA
(3)
Aku sedang memperhatikan Adi,
kapten basket sekolah ku yang sedari tadi pasang muka malas. Pikirannya merancau
kemana-mana.*mama-papa-somay-es podeng*
Aku cekikikan mengetahui apa yang
dia ingin makan. Es podeng? Aku terkekeh. Aku menghampirinya dan membuka
pembicaraan.
“panas banget ya di hari ini”
“iya ta. Gue jadi pengen minum
es..”
“iya di, gue juga. Es podeng
kayaknya enak deh”
“waaaah lo sehati sama gue ta. Gue
juga daritadi pengen es podeng banget”
“ya udah. Gimana kalo pas
istirahat kita beli?”
“emang disini ada?”
“ada, deket smk 2”
“oke deh ta”
Aku tersenyum memandangnya. Dari sekian
ratus siswa. Aku paling suka sama adi. Walaupun dia cukup terkenal di sekolah,
dia nggak pernah menyombangkan diri. Tidak seperti si andre. Udah sok ganteng,
sok terkenal, pikirannya juga cuma pengen cari perhatian. Nggak jelas. Bedaaaa banget
sama adi, dia orangnya manis. Pinter, kapten basket, udah gitu.. dia nggak
pernah berpikiran yang aneh-aneh. Dia selalu berpikiran polos. Aku tidak pernah
memergoki adi memikirkan perempuan, ataupun ingin mendapat pujian. Dan dari
sinilah, aku menyukai adi. Aku selalu berusaha untuk tetap bersikap biasa di
depan dia. Karena aku tau, dia sama sekali tidak pernah memikirkan aku. Hanya sesekali,
itupun karna dia ingin meminjam spidol merah punyaku. Ah nasib.
Aku tahu hari ini, tina akan
mengajak teman-temannya pergi kerumah. Dan pas ayah sedang berada diluar kota
sedangkan aku akan pulang sedikit sore, tina ingin sekali menunjukan kepada
teman-temannya bahwa dia tinggal dirumah mewah. Tapi aku sama sekali tidak
memusingkan hal itu, dia akan membereskan lagi kamarku sebelum aku
kembali.
“hai ta”
“iya dit, lo mau ngajakin gue
makan kan? Aduh sorry y ague udah ada janji sama adi mau makan es podeng bareng”
*adi lagi.. emang kenapa sih sama adi? Apa jangan-jangan
tata suka sama dia ya? Terus emang kenapa kalau semisal gue ikutan makan bareng
mereka? Masalah banget ya?*
“udah lo ikut aja dit. Makin rame
kan makin asik” kataku akhirnya setelah mengerti apa yang ada di pikiran dodit
“oh oke deh. Si sasa mau ikutan
juga tuh ta”
“iya boleh ajak aja dit”
“oke deh”
Aku cekikikan lagi setelah aku
iseng melihat mata sasa dan mengetahui apa yang ada dipikirannya. Tapi aku
sedikit cemburu, ternyata sasa juga menyukai adi. Dia bahkan sangat senang bisa
makan bareng hari ini. Aku menghela nafas dan melanjutkan langkah kakiku.
“hari ini ada eskul di?” dodit
tiba-tiba nyletuk *lo hari ini bakalan deketin tata lagi ya di?*
“iya dit. Emang kenapa?” *emang kenapa?*
“ya nggak papa sih. Cuma nanya
doang” *ah
males banget, pasti hari ini dia bakalan cari perhatiannya si tata*
“ehm” kataku akhirnya, aku tidak
menyukai pikiran dodit yang terakhir kalinya.
“emang ka adi nggak capek ya? Nanti
sasa bawain air minum ya ka?” *aduuuh.. ka adi kok ganteng banget sih…walaupun lagi
makan es podeng, gelepotan begitu tetep aja mukanya ganteeeng… kapan yah ka adi
ngajakin sasa pergi bareng?*
Aku menahan tawa. Pikiran sasa
benar-benar lucu. Dia sama sekali tidak menyadari bahwa umur adi lebih muda
darinya. Tapi entah kenapa dia selalu memanggil adi dengan sebutan kaka. Ya walaupun
lucu, itu juga membuat dadaku serasa sesak sedikit.
Entah bagaimana. Adi memikirkan
aku dengan tiba-tiba.
“tata? Ternyata dia manis juga yah. Matanya bagus.
Kenapa aku baru sadar? Dia juga baik. tapi kata orang-orang dia aneh? Suka senyam
senyum sendiri? masa iya? Kok kalo sama aku dia nggak pernah keliatan aneh?*
Aku tersentak setelah pikiran adi
terbaca di otakku. Mukaku memerah. Ada rasa janggal. Kenapa siswa disini sangat
menyebalkan. Kenapa mereka selalu mengataiku orang aneh. Wajar dong yah kalo
manusia kaya aku senyam senyum sendiri? wong aku bisa baca pikiran. Pikiran kalian
tuh yang aneh-aneh.
__________________________________________________________________________________________
“tata….”
“iya ayah. Wah pulangnya malem
lagi. Apa ayah nggak cape? Pulang kerja langsung kerja lagi. Besoknya bangun
kerja lagiii..”
“nggak. Ayah nggak pernah capek
kalau bekerja begini. Ayah suka”
“ooya yah, tata pengen Tanya sesuatu
tentang mama, boleh kan?”
“tentu sayang. Ada apa?”
“apa mama pernah hadir di mimpi
ayah?”
“sering..”
“oh yah? Apa mama secantik tata?”
“tentu. Mama kamu itu.. selain
dia cantik, dia juga baik.. baik dengan semua orang tata.. dia nggak pernah
menjadi manusia yang egois. Lihat aja mba rista. Dia itu pembantu dari dulu,
dari ayah dan mama menikah. Samapi sekarang dia betah tinggal disini..”
“hmm.. ngomong-ngomong soal mba
rista. Kayaknya dia lagi banyak pikiran deh yah”
“ah kamu kaya bisa baca pikiran
orang aja”
“yeeee ayaaah.. kan bisa dilihat
dari matanya.. kayaknya dia lagi butuh banyak duit deh yah.. coba ayah tanyain
ke dia. Barengkali emang bener, kan kita bisa bantu?”
“oke..nanti ayah tanyain yah..
oya gimana sekolah kamu? Si tina, anaknya mba rasti apa sejurusan sama kamu ta?”
“nggak yah. Dia masuk ke IPS. Kan
tata di IPA”
“oh yayaya.. kamu jangan
sombong-sombong yah sama tina. Kasian dia,sesekali kamu ajak jalan dia. Kasian kan
dirumah dia juga nggak ngapa-ngapain?”
“iya yah.. ya udah tata ke kamar
dulu ya..”
“iya sayang.. jangan lupa
belajar.bu rida bilang ke ayah, kalau nilai matematika kamu paling tinggi di
kelas. Apa benar?”
“oh itu.. iya yah. Soalnya terlalu
gampang buat tata, hehehe”
“dasar tata wijaya”
_____________________________________________________
to be continue eaaa..
bisa keles reaksinya ada yang lo tambahin
BalasHapus