Stalking
Ini yang
tidak pernah aku luapkan. Aku seakan tersudut oleh tulisan manis darinya. Dari
kekasihmu sayang. Aku seakan menjadi orang ketiga diantara kalian. Aku seakan
seperti perusak di antara kalian. Padahal aku menyerahkanmu kepadanya.. padahal
aku yang mengalah.. padahal aku yang diduakan.
Sayang,
bukankah kau yang pertama membuatku jatuh cinta? Lalu kita saling menjaga
perasaan satu sama lain. Lalu tiba-tiba ada orang lain yang datang diantara
kita. Dia menangis memintamu dariku, dia seakan berpura tidak bisa hidup
tanpamu. Dan aku mengalah, aku melepaskanmu disaat aku sedang sangat
mencintaimu.
Sayang..
kamu apa kabar disana? Bagaimana pipimu? Masih sakit? Kamu kasihan sekali.. dia
sangat mencintaimu, tapi dia juga sangat kasar padamu sayang. Kamu jangan jahat
sama dia ya.. dia selalu bilang bahwa dia tidak bisa tanpamu..
Sayang,
jarak begitu jauh diantara kita, dan itulah penyebab kita semakin jauh.. dan
dia semakin didekatmu. Aku tau, kita masih sama sama saling mencintai, tapi
untuk apalagi ini diperjuangkan sayang? Bahkan kekasihmu itu sangat membenciku
setelah aku melepaskanmu untuknya.
Sayang, aku
sudah berusaha untuk melupakanmu. Tapi kenangan kita begitu indah. Aku tidak
bisa lupa itu semua. Bahkan kenangan itu mengubur semua kesalahanmu,
membenamkan semua egomu yang dulu menggebu.
Sayang?
Bagaimana kabar kemeja biru? Bagaimana kabar tulisan2mu untukku? Aku rindu kamu
sayang.
Aku rindu..
dengan tawamu, tawa kita.
Aku sudah
tidak peduli lagi orang mau bilang apa, tapi hatiku masih bersamamu. Semoga
Tuhan melihat kesisiku, agar kamu melihatku lagi. Agar kita bisa bertemu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar