Rasanya ada
di antara getir waktu, bukan aku bila tidak menyakiti. Maaf seribu maaf,
mungkin saja tidak sanggup menggantikan air mata yang tengah mengalir
dipipimu.. sungguh, aku merasa takut untuk maju, dan aku akan gila jika harus mundur..
Aku juga
pernah merasakan hal yang sama sepertimu, bahkan mungkin lebih perih karena aku
sedang tengah cinta-cintanya, karena hanya dia yang dapat membuatku ingat akan
penampilan dan senyuman. Itupun, aku ingin mati saja tapi jangan karena Tuhan
tidak mengijinkanku pulang terlebih dahulu.
Ingat
cinta, ingat kata-kata Ibu. Sebuah doa yang terus menerus aku ucapkan untuk
dianya aku yang tidak pernah menghiraukan aku, terkadang dikabulkan. Dia kembali,
dan menyakiti lalu pergi.
Aku terkadang
muak, tapi rasa sayang ini lebih besar dari rasa muak ku, rasa cinta ini tidak
begitu rumit. Hanya saja dia tidak pernah mengerti, lalu kini dia kembali.
Aku dengan
sadar menerimanya, bukan karena merasa kasihan tapi karena cinta.
Terkadang aku
juga merasa lelah dibeginikan, tapi untuk apa bertahan jika kini hanya sisa
kenangan? Lalu untuk apa masih mencintai bila akhirnya aku diduakan juga?
Jangan begini,
biarkan waktu yang menjawab, karena bagimu status tidak diperlukan. Karena bagimu,
selalu ada kata ‘terputus’ diantara sebuah status.
Dan kini,
aku mengimbangimu, karena cinta ini akan terus ada dan mengalir, entah sampai kapan. I need you.
with Love,
Ai..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar