Posted Inspiratif, Tokoh
in Biography | Drama | History - 11 December 2009 (USA)
Sutradara : Clint Eastwood
Skenario : Anthony Peckham
Pemeran : Morgan Freeman, Matt Damon
Durasi : 134 menit
Ratings (imdb) : 7.4/10 dari 55,176 users
Film ini menyajikan cerita saat Nelson Rolihlahla Mandela (diperankan oleh Morgan Freeman) menjadi presiden Afrika Selatan setelah pemilu 1994 yang bersejarah. Clint Eastwood (sang sutradara) hanya memfokuskan hanya pada satu bagian dari sejarah Mandela (tidak semua kisah di masa pemerintahan beliau) yaitu rugby, yang menggabungkan kisah politik dengan cerita olahraga dan menyajikannya berdasarkan fakta, bukan fiksi semata.
Walaupun era Apartheid sudah dihapuskan oleh Presiden sebelumnya ( Frederik Willem De Clerk, yang juga mengubah sistem administrasi negara yang awalnya sangat tidak menguntungkan kaum kulit hitam menjadi sistem demokrasi, dan membuat kembalinya hak kaum kulit hitam dalam bersuara & menentukan nasib ), tetap saja dampaknya masih terasa di era kepemimpinan Mandela. Ya, benih perpecahan tersebut masih ada dan masih berkelanjutan.
Mandela sangat memimpikan rakyatnya untuk benar-benar bersatu, tak ada tembok-tembok pemisah antara kulit putih dan kulit hitam. Ia ingin menciptakan Afrika Selatan menjadi Negara Pelangi ( yang cerah dan penuh warna). Tak ada lagi penindasan atas segalanya dan menderita ejekan sebagai negara yang memalukan. Satu hal yang diyakini Mandela : bahwa olahraga adalah salah satu cara untuk mempersatukan seluruh warga Afrika Selatan.
Adalah tim Springboks (tim rugby yang sebagian besar pendukungnya penduduk kulit putih) yang selalu kalah dalam setiap pertandingan. Tim ini memiliki seorang kapten yang bernama Francois Pienaar (Matt Damon).
Springboks dibenci oleh penduduk kulit hitam karena dianggap masih mewakili Apartheid. Dalam suatu pertemuan, penduduk sepakat untuk membubarkan/menghapus Tim Springboks dan menggantinya menjadi Proteas. Mengetahui bahwa penduduk ingin membubarkan Tim Springboks, ia langsung bergerak cepat untuk mendatangi lokasi pertemuan tersebut dan memerintahkan untuk tidak membubarkan Tim Springboks, tapi harus mendukung dengan segenap hati dan tenaga. Harapannya, dengan dukungan penuh seluruh warga Afrika Selatan, maka Tim Springboks punya peluang untuk menundukkan tim favorit New Zealand dalam Piala Dunia Rugby.
Dengan cita sungguh mulia dan usaha yang sungguh luar biasa, Mandela mampu menginspirasi Francois Piennar dan rekan-rekannya, salah satunya dengan puisi yang ditulis sendiri oleh Mandela dan diberikan kepada Sang Kapten Springboks. (aslinya puisi tersebut adalah karya William Ernest Henley, sastrawan Inggris)
Pada akhirnya, dengan segala dukungan dan kerja keras, tim Springboks berhasil menundukkan tim New Zealand di babak final dan menjadi juara. Rakyat bersatu, bersorak-sorai atas prestasi Tim Springboks karena telah mengharumkan nama Afrika Selatan di Piala Dunia kali ini.
************
Invictus merupakan salah satu puisi karya William Ernest Henley. Dalam puisinya ini, Henley ingin mengungkapkan tentang jiwa yang tidak boleh patah, jiwa yang tak boleh dikalahkan walau sebesar apapun hambatan yang harus dihadapi, seberat apapun cobaan yang Ia berikan. Invictus sendiri berasal dari Bahasa Latin, yang berarti tidak terkalahkan (dalam Bahasa Inggris : unconquered).
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari film ini. Bagaimana kepemimpinan seorang Nelson Mandela, bagaimana usaha tekad dan perjuangan yang luar biasa untuk menyatukan rakyatnya, bagaimana perhatiannya terhadap orang-orang terdekatnya, kepemimpinan sejati, dan lain sebagainya.
Di film ini, Morgan Freeman benar-benar menjiwai perannya sebagai Nelson Mandela. Dari cara berjalan, cara berbicara, keseharian dan kebiasaan-kebiasaan Nelson Mandela.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar