Kita akhiri saja drama ini

Iya, aku memang masih mencintaimu, sama persis seperti dulu, Seperti saat pertama kita bertemu. Lalu kau mengkhianatiku dengan berganti wanita disampingmu, aku kuat.
Aku merasa kuat saat kamu lebih memilih dia. Bukan, lebih tepatnya aku yang memaksamu untuk memilih dia (bahkan mereka) dengan acuhku, dengan kerasku, dengan emosiku.
Aku merasa hebat karena bisa lepas darimu, lepas dari cinta yang berkelit dan berlipat ganda disana sini, sehingga ketika kamu lebih memilih aku, itu tandanya aku siap diperangi oleh berbagai ilusi yang tak pasti dari wanita yang begitu menginginkanmu.
Jadi begini saja, harus aku akui aku mencintaimu, aku mau bagaimanapun, menghindar, tidak mengontakmu, tidak mempedulikanmu, tapi apa kata hatiku?!
Iya dia tetap saja berusaha menegakkan namamu disana, sampai aku gerah dan lepah. Aku ini juga manusia yang ingin bebas tanpamu ada dalam ingatanku.
Sebenarnya gampang saja untukmu masuk lagi kedalam hidupku, tapi otak dan logika menolak keras hal ini. Iya, aku hampir gila karenamu.
Harusnya kamu jujur denganku, sebenarnya kamu mencintaiku atau hanya mengasihiku? tolong jawab dan jelaskan!
Aku tidak apa-apa, aku sudah terbiasa selama bertahun-tahun tertawa dengan hati yang luka, dengan keras dan duka. Aku tidak dapat menghindar dengan apapun yang berkaitan denganmu.
Aku rindu dengan kenangan kita, aku benci karena kamu pernah mengkhianatiku.
Aku bermain dengan emosi dan egoku, aku bermain sampai aku hilang kendali.
Sudahlah, aku lelah dengan drama ini.
Bertemulah denganku, kita akhiri saja.

14 Nopember 2016,
Jakarta