Shut Up!
Chapter 4
==================è
NS = Nenek Sihir!
Aku
sudah menjabarkan semua pikiranku, dan semua orang diruangan meeting tepuk
tangan kecuali nenek sihir pertama dan nenek sihir kedua. Memang mereka berdua
klop banget dah. Udah kaya dua keong racun. Aku melirik ke arah pak doni dan
tersenyum.
Setelah
meeting selesai, tiba-tiba papa memanggilku. Dan entah apa yang akan dia
tanyakan. Aku langsung berjalan menuju ruangan papa tapi NS1 alias nenek sihir
pertama menghentikan langkahku.
“kenapa?”
tanyaku
“mau
ngapain kamu kesini?”
“saya
dipanggil Pak Yohan. Kenapa emangnya?”
“buat
apaan?”
“nggak
tau”
Aku
meneruskan langkahku apapun yang terjadi. Aku sudah berada tepat didepan
ruangan papa, sebelum akhirnya papa menelpoku dan menyuruhku masuk.
“siang
pak, ada apa?”
“tara,
kamu kan sudah tiga bulan disini. Sekarang kamu diposisikan di HRD. Seminggu
jadi sales udah jadi supervisor. Papa kayaknya mau ngenalin kamu sama karyawan
deh. Bukannya kamu sudah bisa pegang kendali?”
“bentar
aja deh pap, tara masih ada penasaran sama manager marketing kita, bu rizki.
Dia keliatan aneh banget, apalagi kalo tara deket sama pak susilo, headnya
operator produksi.”
“maksud
kamu apa?”
“kayaknya
ada something sama mereka deh.”
“ya
sudah terserah kamu ajalah enaknya gimana”
“terus
satu lagi pap, ngapain papa kasih kerjain ke NS2? Dia tuh nggak bisa
ngapa-ngapain loh!”
“NS
2 itu siapa tara? Kamu tuh ngomong yang bener dong.”
“Nenek
Sihir kedua pap! Yang kerjaanya cuma main komputer sama maenan kuku”
“yang
mana sih?”
“itu
loh cewek rambut pendek pirang yang selalu pake big belt dipinggangnya?”
“oh..
nara?”
“namanya
Nara?? Nara Pidana pap?”
“hush!
Kamu kalo ngomong dijaga dong taraaa..”
“iya
pap, sorry. Take her away pap.”
“alasannya?”
“she
was do nothing here”
“dia
itu asistennya pak milo, coba kamu ngomong sama milo”
“milo
yang mana sih?”
“yang
gendut, botak”
“ya
udahlah, nanti tara yang ngomong”
Aku
keluar dari ruangan papa, dan herannya NS 2 masih nongkrong di dekat ruangan
papa. Dia berjalan menghampiriku. Aku melengos menghindarinya. Aku tau akan
banyak waktu tersita untuk hanya berdebat dengannya. Lebih baik aku urusin
kerjaan aku.
Dering
telponku berbunyi.
“haloo?
Dengan tara?”
“iya
saya sendiri, dengan siapa saya bicara?”
“aku
yuda. Asistennya pak sunaryo.”
“iya
kenapa?”
“ada
masalah dicabang semarang tar. Ada keterlambatan pengiriman barang. Aku udah
telfon pak dani, katanya dia sudah konfirmasi sama klien kita, tapi kata klien
kita sendiri, mereka belum dapet konfirmasi apa-apa dari pak dani. Apalagi, pak
susilo juga kurang tau hal itu, padahal dia kan head produksi”
“terus
gimana? Kamu punya solusi?”
“kalo
aku punya solusi, aku nggak akan telfon kamu tar”
“pemberitahuan
keterlambatannya itu lewat email juga nggak?”
“kurang
tau kalo itu deh.”
“kamu
telfon pak dani, bilang sama dia, kalau dia konfirmasi ke klien kita kapan?
Kalau memang sudah lama, forward email itu ke saya dan ke kamu. Kamu print dan
kasih ke klien kita. Selesai kan?”
“oh..
iya juga.”
“saya
tutup telfonnya ya.”
Aku
menghela nafas. Yuda. Dia kan sering banget telfon aku. Apa-apa telfon.
Sedikit-sedikit lapor.. hadeh.. udah gitu manggilnya cuma tara, tara, taraaaa.
Gue ini kan…. Aku mengecek sms yang masuk dan nomer baru muncul dilayar
telfonku.
:thanks
ya tar. Simpen nomer aku. Yuda Pangestu.:
Aku
tercengang. Ini anak bener-bener deh!
================è
Kill My David, God.
David
memanggilku di kantor. Apa dia gila? Status kita disini kan beda. Aku karyawan
dan dia anaknya bigboss. Bisa mati aku sama NS2! Arrggh.
“tara,
kesini kamu”
“iya,
kenapa pak?”
“nanti
makan siang, ke ruangan pak Yohan. Jam 12 tepat.”
“iya
pak”
“jangan
lupa loh. Catet!”
“ni
bocah!”
“apa
kamu bilang?”
“nggak
pak. Iya nanti saya keruangan jam 12 tepat”
Aku
langsung pergi tanpa meninggalkan pesan dan kesan kepada adikku yang songong
itu. Tara-tara-tara. Aku nggak pernah sekalipun denger dia panggil aku dengan
sebutan kaka. Adik macam apa dia!
“jadi
kamu kesini cuma karena pengen ngajakin makan siang bareng?”
“iya.”
“nanti
kalo karyawan liat, apa kata mereka vid”
“paling
mereka pikir, tante tante ini ngerayu anaknya bigboss. Hahaha”
“sialan!”
“heh
vid, kamu udah ketemu mama tadi pagi? Katanya mama lagi demam ya?”
“iya,
aku udah kerumah sih tadi pagi. Mama udah mendingan kok”
“mama
dirumah vid?”
“iya
tar.”
“papa
kemana?”
“ada
meeting dadakan tadi.”
“sama
siapa?”
“mana
aku tau.”
“kamu
lagi kenapa sih?”
“galau..”
“kenapa
emangnya?”
“lisa..”
“kenapa?
Lisa udah hamil sekarang? Ya wajarlah.. kan dia udah merit”
“dia
nggak jadi merit”
“kenapa?”
“aku
bilang sama dia, kalo aku cinta sama dia.”
“terus?
Dia batalin pernikahannya gara gara denger kamu ngomong kaya gitu?”
“aku
serius. Aku beneran sayang sama lisa..”
“yang
bener aja deh vid. Lisa kan udah 25 tahun. Kamu masih tujuh belas loh. Kamu
jangan main-main ya!”
“dia
udah nggak punya keluarga tar”
“kamu
sayang sama dia atau cuma kasian?!”
Aku
tidak habis pikir. David benar-benar telah jatuh cinta dengan wanita yang jauh
di atas umurnya. Dan sekarang dihadapanku, david menangis tersedu.
“maafin
aku tar..”
“udahlah
vid, nanti biar aku yang ngomong sama papa.”
“bukan
itu masalahnya..”
“terus?”
“maafin
aku karna aku cuma becanda. Hahaha”
Aku
menghela nafas. Jika Tuhan menciptakan aku seseorang malaikat pencabut nyawa,
akan aku minta malaikat itu untuk membawa david pergi ke samudra pasifik dan
menenggelamkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar